rss

30 April 2011

Jalan Jeuram-Takengon Sudah Lancar Kembali

* Batu Besar Telah Dipinggirkan

BANDA ACEH - Arus transportasi dari Jeuram (Nagan Raya)-Takengon (Aceh Tengah) yang putus total sejak Selasa (12/4), pada Kamis (14/4) sore kemarin sudah lancar kembali. Ditandai dengan melintasnya kembali angkutan barang dan penumpang dari kedua arah jalan tersebut.

“Bongkahan batu besar dan tanah liat yang menjadi penghalang arus transportasi telah berhasil dibersihkan dari badan jalan,” kata Kadis Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Aceh, Dr Muhyan Yunan kepada Serambi, Kamis sore.

Penegasan senada disampaikan Haji Tito, kontraktor yang menangani pembersihan bongkahan batu besar dan tanah liat yang menimbun badan jalan pada puncak jalan kawasan Singgah Mata, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya. “Batu besar bersama tanah liatnya sudah kita bersihkan,” kata Tito, kontraktor asal Meulaboh, Aceh Barat.

Pembersihan bongkahan batu besar itu berhasil dilakukan, menurut Tito, setelah tiga alat berat (dua loader dan satu beko) dikerahkan ke lokasi longsor. Bongkahan batu besar yang jatuh dari area puncak gunung bersama tanah liat dan batu kecil lainnya, menurut laporan dari tiga operator alat berat, disebabkan hujan deras yang melanda kawasan pegunungan Singgah Mata sejak Minggu hingga Senin malam. Bongkahan batu besar itu jatuh menimbun badan jalan, Selasa pagi.

Menurut laporan operator alat berat, kemungkinan longsor lainnya bisa saja terjadi pada ruas jalan Jeuram-Takengon, terutama pada kawasan Pegunungan Singgah Mata. Sebab, kondisi tebing gunung di kawasan itu saat ini banyak yang kritis. Pada waktu hujan datang, air dari atas gunung mengalir sangat deras ke tebing gunung, membawa material batu dan tanah liat.

Di beberapa titik longsor yang telah dibersihkan, kata Tito, banyak ditemukan bongkahan batu besar yang luruh dari atas dan tebing gunung yang menimpa badan jalan. Kondisi tebing yang sudah sangat kritis dan rawan tanah longsor itu perlu menjadi perhatian pengendara kendaraan bermotor yang melintas di kawasan puncak Gunung Singgah Mata, terutama pada waktu hujan deras.

Ruas jalan Jeuram-Takengon ini, kata Kadis BMCK Aceh, Muhyan Yunan, merupakan ruas jalan startegis ruas tengah yang sangat ekonomis, menghubungan Aceh Tengah dengan Nagan Raya. Ruas jalan itu banyak dilalui angkutan umum untuk mengangkut hasil pertanian, perkebunan, dan kehutanan ke pasar ibu kota kabupaten. Mobil pribadi juga banyak yang melintas ruas jalan itu.

Pada waktu melintas di kawasan puncak Singgah Mata, Kadis BMCK Aceh mengingatkan para pengandara harus ekstrahati-hati. Alasannya, dari hasil pantauan pengawas jalan BMCK dan laporan operator alat berat yang membersihkan badan jalan, peluang terjadinya kembali tanah longsor di sejumlah ruas jalan cukup besar. Ini karena guyuran hujan sejak Minggu sampai Senin kemarin, menyebabkan banyak muncul benjolan batu besar di pinggir tebing gunung. Selain itu, pepohonan juga banyak yang tumbang karena tanahnya tergerus air hujan.

Diguyur hujan
Akibat hujan yang belum reda, longsor yang terjadi di tiga titik di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, hingga kemarin siang masih belum bisa ditangani. Soalnya, alat berat yang disiagakan ke lokasi masih konsentrasi membersihkan material longsor di puncak Gunung Singgah Mata.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Bina Marga Nagan Raya, Drs HT Narensyah MSi kepada Serambi kemarin siang mengaku musibah longsor yang terjadi di kawasan Puncak Singgah Mata masih belum reda dan terus dilakukan pembersihan menggunakan alat berat yang didatangkan dari PT Wirataco Mitra Mulya Meulaboh milik pengusaha Haji Tito.

Tapi berdasarkan info terbaru dari Kepala Dinas BMCK Aceh, krisis di puncak gunung itu sudah berhasil ditangani setelah bongkahan batu besar yang menghalang badan jalan berhasil dipinggirkan menggunakan tiga alat berat.

Tiga hari
Sebelumnya, Johari selaku koordinator pekerja pembersihan material longsor yang ditemui wartawan di Puncak Singgah Mata mengaku pihaknya terus berupaya membersihkan material bongkahan batu gunung, lumpur, serta pasir yang menutupi badan jalan.

Ia memastikan, bongkahan batu dan lumpur serta pasir yang kini menumpuk di badan jalan baru bisa dibersihkan secepatnya atau setidak-tidaknya dalam tiga hari mendatang.

Tak serius
Bupati Nagan Raya, Drs HT Zulkarnaini yang ditanyai wartawan sebelum batu besar itu disingkirkan menilai, Pemerintah Aceh kurang serius menangani longsor di puncak Gunung Singgah Mata, Beutong. Pasalnya, meski kawasan itu berulang kali diterjang longsor, tapi penanganan yang dilakukan pemerintah hanyalah sebatas membersihkan, bukannya mencari solusi supaya musibah longsor tak terulang.

Padahal, menurut T Zulkarnaini, ruas jalan itu merupakan ruas jalan alternatif nasional yang menghubungkan ke sejumlah kabupaten/kota di kawasan tengah Aceh dan sangat strategis fungsinya untuk kelancaran arus transportasi.

0 komentar:


Posting Komentar

Baca Juga

beutong ateuh

beutong ateuh

Iklan

Pelatihan Jurnalistik

Meliput Mereka yang Terpinggirkan

Makassar, 13 – 18 Juni 2011

- Pelatihan untuk jurnalis cetak/online, tv dan radio

- Peserta diprioritaskan bagi mereka yang berasal dari Kawasan Indonesia Timur (Bali, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi , Maluku dan Papua)

- Disediakan dana bantuan untuk liputan

- Insentif bagi yang berhasil menyelesaikan liputan setelah pelatihan

- Biaya transportasi dan akomodasi disediakan oleh panitia

- Deadline aplikasi : 13 Mei 2011

Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) bekerjasama dengan Ford Foundation

menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik “Meliput Mereka yang Terpinggirkan”; sebuah pelatihan khusus bagi jurnalis untuk meliput masalah hak asasi manusia khususnya hak-hak kaum minoritas etnik, agama dan budaya, masyarakat adat, LGBT, difabel, perempuan, anak-anak, ODHA, dll di Indonesia.

Peserta akan dibimbing oleh para trainer jurnalis senior berpengalaman dan berdiskusi langsung dengan para nara sumber dalam pelatihan yang akan diadakan di Makassar, tanggal 13 – 18 Juni 2011. Pelatihan akan berlangsung dalam bentuk diskusi, simulasi dan praktik.

Tujuan akhir dari pelatihan adalah agar peserta memiliki rencana dan persiapan yang matang, termasuk memahami masalah dan teknik-teknik liputan khusus bertema HAM kaum terpinggirkan dan berhasil membuat laporannya diterbitkan atau disiarkan di media masing-masing.

Bagi mereka yang dapat menyelesaikan liputannya sebelum tenggat waktu yang ditetapkan seusai pelatihan, akan mendapat insentif khusus.

Peserta adalah jurnalis Indonesia yang bekerja full time/free lance dari media cetak/online, tv dan radio berpengalaman minimal 2 tahun.

Kirimkan lamaran dengan syarat-syarat sebagai berikut ;

1. cv / biodata

2. surat referensi (min. 2 buah) dari atasan langsung dan pihak lain

3. copy contoh-contoh karya jurnalistik

4. ide rencana peliputan bertema HAM untuk kaum terpinggirkan yang akan dibahas selama

training dan akan dikerjakan setelah training

Biaya training : Rp 500.000 (Peserta baru diminta melunasi pembayaran setelah dinyatakan lolos

seleksi, PPMN akan mengganti biaya transportasi dari kota asal ke Makassar-pp dan disediakan

akomodasi gratis selama pelatihan).

Kirimkan syarat-syarat pendaftaran ke Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara, Jl. Utan Kayu 68H Jakarta Timur 13120 atau e-mail : info@ppmn.or.id atau info.ppmn@yahoo.com paling lambat tanggal 13 Mei 2011.

Info lebih lanjut hubungi : Vera/Cecile 021-68594538, 021-85903865 atau kunjungi www.ppmn.or.id

gerak-gerik

gerak-gerik